Sabtu, 16 Maret 2013

AMIDA



AMIDA, merupakan senyawa organik dengan gugus Asil (R-C=O) yang terhubung dengan Atom Nitrogen. Amida juga sering dihubungkan sebagai senyawa turunan dari  Amonia maupun Amina. Amida yang paling sederhana merupakan turunan dari Amonia dengan satu hidrogen didalamnya tergantikan dengan gugus Asil. Amida biasanya dituliskan dengan RC(O)NH2. Sedangkan senyawa amida yang paling sederhana adalah Ethanamida. Amida biasanya dibentuk dengan mereaksikan Asam Karboksilat dengan Amina.

>,<. Sifat-sifat Kimia. >,<  
Dalam mempelajari sifat-sifat kimia masing-masing kelompok turunan asam karboksilat, terlebih dahulu harus dipahami. Ciri-ciri umum reaksinya seperti yang di uraikan di bawah ini :
a.       Keberadaan gugus karbonil dalam turunan asam karboksilat sangat menentukan kereaktifan dalam reaksinya, walaupun gugus karbonil tersebut tidak mengalami perubahan.
b.      Gugus asil ( R-C=O ) menyebabakan turunan asam karboksilat mudah mengalami substitusi nukleofilik. Dalam substitusi ini, atom/gugus yang berkaitan dengan gugus asil digantikan oleh gugus lain yang bersifat basa.
c.       Reaksi substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat berlangsung lebih cepat dari pada reaksi substitusi nukleofilik pada rantai karbon jenuh (gugus alkil)

>,<. Sifat-sifat Fisik Amida. >,<
  • Polar
  • Mudah larut di dalam air karena dengan adanya gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
  • Umumnya berupa padat pada suhu kamar kecuali : formamida berbentuk
  • zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair.
  • tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.
                                                                               
Senyawa amida dapat disintesis dengan beberapa cara yaitu dengan dehidrasi garam ammonium, dimana asam karboksilat dicampur dengan amina akan diperoleh garam ammonium yang kemudian didehidrasi membentuk senyawa amida. Menurut Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1986) amida dapat disintesis dengan mereaksikan antara ester dengan amoniak cair dan menghasilkan hasil samping etanol
Amida juga dapat disintesis dengan turunan asam karboksilat lainnya seperti anhidrida asam halida asam dengan amoniak cair.
Amida adalah senyawa yang sangat tidak reaktif, karena protein terdiri dari asam amino yang dihubungkan oleh ikatan amida. Amida tidak bereaksi dengan ion halida, ion karboksilat, alkohol, atau air karena dalam setiap kasus, nukleofil yang masuk adalah basa lemah dari gugus pergi amida.

Amida dapat bereaksi dengan air dan alkohol jika campuran reaksi dipanaskan dalam suasana asam.

 

Teori orbital molekul dapat menjelaskan mengapa amida yang tidak reaktif. Amida memiliki kontributor resonansi penting di mana saham nitrogen satu pasangan dengan karbon karbonil, orbital yang berisi pasangan bebas tumpang tindih orbital kosong dari gugus karbonil. 

Keadaan tumpang tindih menurunkan energi-satu pasangan itu bukan basa atau nukleofilik-dan menimbulkan energi dari orbital gugus karbonil, sehingga kurang reaktif terhadap nukleofil. Amida dengan kelompok NH2 bisa didehidrasi dengan sebuah nitril. Reagen dehidrasi umumnya digunakan untuk tujuan ini adalah P2O5, POCl3, dan SOCl3.



>,<. Hidrolisis Amida dengan katalis asam. >,<
Ketika amida dihidrolisis dalam kondisi asam, proton asam dari karbonil oksigen, meningkatkan kerentanan karbon karbonil untuk menyerang nukleofilik. Serangan nukleofilik oleh air pada karbon karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet tetrahedral III.
Protonasi pada nitrogen disukai karena kelompok NH2  tersebut merupakan basa yang lebih kuat daripada kelompok OH. Dari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet tetrahedral III (-OH dan NH3), NH3  adalah basa lemah, sehingga dilepas, membentuk asam karboksilat sebagai produk akhir. Karena reaksi dilakukan dalam larutan asam, NH3 akan terprotonasi setelah diusir dari intermediet tetrahedral. Hal ini mencegah terjadinya reaksi berkebalikan.
>,<. Penggunaan senyawa Amida dalam kehidupan sehari – hari.>,<
  1. Formamida digunakan sebagai pelarut dan juga untuk bahan pelunak.
  2. Asetamida banyak sekali diperlukan dalam sintesis senyawa organik, baik sebagai pereaksi maupun pelarut dan juga untuk bahan pembasah.
  3. dapat berguna dalam pembuatan obat-obatan seperti sulfoamida yang digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh manusia.
  4. sebagai zat antara dalam pembuatan amina.
  5. sebagai bahan awal dalam pembuatan suatu polimer seperti palmitamida yang digunakan sebagai bahan penyerasi pada penguatan karet alam dengan silika 
     
    .>,<…………………permasalahan…………………....>,<
    Pada literatur di jelaskan bahwa amida dapat disintesis dengan mereaksikan antara ester dengan amoniak cair dan menghasilkan hasil samping etanol dengan reaksi :
    Yang saya ingin tanyakan :Mengapa reaksi di atas berlangsung pada suhu 250 C ? dan seandainya suhu kita naikkan, sekaligus menambahkan sedikit katalis, mungkinkah reaksi akan berlangsung lebih cepat dalam menghasilkan amida?

3 komentar:

  1. dari literatur yang saya baca reaksi yang terjadi antara ester dan amonia berjalan lebih lambat dari pada reaksi sintesis amida lainnya jadi menurut saya dengan menambahkan katalis akan mempercepat reaksi terjadi.Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan
    bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. jadi reaksi akan berlangsung lebih cepat bila ditambah katalis dan suhu dinaikkan.
    semoga dapat membantu...

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaann anda,
    menurut saya mengapa direaksikan pada suhu tersebut karena pada suhu tersebut telah memenuhi terjadinya rekasi
    sedangkan jika pada reaksi suhu dinaikkan serta diberi sedikit katalis tentu akan reaksi akan berlangsung lebih cepat karena suhu dan katalis termasuk faktor yang mempengaruhi tingkat laju reaksi pada reaksi

    trimss...
    komen blik y?

    BalasHapus
  3. Saudari fitri saya akan mencoba menjawab permasalahan anda :
    Menurut saya, reaksi ester yang di reaksikan dengan amoniak cair tersebut berlangsung pada suhu 250 C(pada suhu kamar) karena pada suhu tersebut amoniak cair dalam keadaan stabil walaupun waktu reaksinya berjalan reaksi 24 jam, akan tetapi jika suhu kita naikkan melewati ambang batas ketentuan maka struktur molekul amoniak akan rusak sehingga menjadikan amoniak bersifat sebagai racun. Dan jika pada reaksi ester yang dengan amoniak cair tersebut berlangsung pada suhu 250 C di tambahkan sedikit katalis maka reaksi ini akan berjalan lebih cepat dari reaksinya tanpa katalis. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Kemungkinan katalis yang digunakan pada reaksi ini adalah asam.
    Semoga bermanfaat... ^_^

    BalasHapus